watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KENANGAN SEBELUM PERGI

Aku baru saja lulus kuliah dan mendapatkan gelar
sarjana S1 untuk bidang Teknik Mesin. Berkat
bantuan orang tuaku, aku berhasil mendapatkan
panggilan untuk bekerja di sebuah perusahaan
mesin di Norwegia karena rekan orang tuaku
mempunyai bagian saham di perusahaan
tersebut. Aku ingat saat kelulusanku, ternyata
Winnie, salah seorang temanku dari Fakultas
Hukum juga telah menyelesaikan studinya. Usia
Winnie terpaut satu tahun dibawahku dan aku
berkenalan dengannya sejak masih tahun
pertama dia masuk kampus.
Winnie seorang gadis yang menarik dengan kulit
bersih dan wajah yang cantik mulus. Rambutnya
bergelombang dan indah. Tubuhnya langsing
dengan pinggang yang ramping. Payudaranya
montok, padat dan penuh. Sangat proporsional
dengan tubuhnya sehingga sangat menggiurkan
bagi banyak lelaki. Entah mengapa, Winnie
tampaknya sangat memujaku. Aku sendiri
kurang menyukai sifatnya karena menurutku
Winnie terlalu lincah dan aktif, dan lagi dia bukan
tipe gadis yang kusukai. Tapi harus kuakui kalau
secara fisik Winnie benar-benar membuatku
terpesona. Teman-temanku berkata bahwa aku
bodoh karena tidak menanggapi Winnie. Menurut
mereka aku cukup tampan, apalagi orang tuaku
tergolong berharta. Winnie pun berasal dari
keluarga yang berkecukupan. Namun aku
biasanya mengabaikan mereka untuk hal yang
satu ini.
Malam hari sebelum berangkat ke Norwegia, aku
berjalan-jalan dengan motorku untuk melepas
stres. Sampai lewat jam 11 malam aku berada di
suatu taman kota, yang kebetulan sekali berada di
dekat tempat tinggal Winnie. Dan anehnya, saat
itu Winnie sendirian melintas di depan taman
tersebut, seorang diri saja. Dia hanya memakai T-
Shirt dan celana pendek. Dan begitu melihatku,
dia langsung menegur dengan riangnya, "Hei, Zal!
ngapain lo di sini malem-malem gini? mau
ngerampok ya?"
Aku cuma tersenyum sekilas, lalu menjawab,
"Nggak.. Lagi ngilangin pusing. Lo sendiri
ngapain?"
"Gue baru dari warung di sana, beli handyplast.
Tangan gue luka. Nih, liat aja! Cuma luka kecil
sih..." katanya sambil menunjukkan luka di
tangannya.
Entah kenapa, aku merasa senang melihat luka di
tangannya itu. Dan saat itu terlintas suatu pikiran
di kepalaku. "Win, temenin gue jalan-jalan yuk,
keliling-keliling aja..." Dia tertawa dan langsung
setuju! Luar biasa, dia sama sekali tidak takut dan
tidak curiga kalau aku punya niat jahat! Lalu dia
naik ke motorku, dan aku pun tancap gas
membawa dia pergi dari situ. Aku membawanya
ke sebuah kawasan industri yang letaknya cukup
jauh dari situ dan tempat ini memang sepi sekali.
Maklum, tidak ada perumahan di sini, yang ada
hanya bangunan pabrik dan sejenisnya.
Dia nampak mulai curiga dan bertanya, "Zal, kita
mau kemana nih? Anterin gue balik aja deh, ya?"
Aku berhenti di sebuah bangunan tua di dekat situ
dan menjawab, "Anterin pulang? Gue masih
pengen sesuatu nih! Gue sebenernya suka ama
lo, Win. Gue pusing, soalnya besok gue mau
pergi ke luar negri!" (Aku tidak pernah
menceritakan tentang rencana kepergianku pada
teman-temanku, bahkan teman terdekatku
sekalipun).
Winnie tampak kaget, "Ke luar negri? Ngapain
Zal?"
"Ada urusan. Makanya, gue bilang ke lo supaya
gue nggak penasaran." jawabku munafik, padahal
saat itu aku sangat menginginkan bisa menikmati
tubuh Winnie.
Dan benar saja, nampaknya Winnie terjerat. Tidak
lama setelah aku menebarkan jeratku, Winnie
mulai terpengaruh dan dia menurut saja ketika
kuajak dia ke samping bangunan tua itu. Bahkan
bangunan itu pada siang hari hampir tidak pernah
dikunjungi orang. Hanya lampu jalan saja yang
menerangi tempat itu.
Kemudian aku nekat memeluknya dan mencium
bibirnya. Saat itu aku merasakan Winnie berusaha
menolak, tapi aku terus memaksa sehingga
akhirnya Winnie pun membalas pelukanku. Aku
dapat mencium harum tubuh Winnie yang
semakin merangsangku.
Aku pun dapat merasakan payudara Winnie yang
kenyal dan hangat menekan dadaku dan benar-
benar terasa nikmat. Winnie yang sudah
terpengaruh nafsu bahkan diam saja ketika
tangan kiriku meraba dan meremas pantatnya
sementara tangan kananku menurunkan celana
pendek yang dipakainya. Sementara lidahku
beraksi di dalam mulutnya. Winnie ternyata
masih kurang pengalaman dalam berciuman,
dapat kurasakan caranya membalas ciumanku.
Namun, apa peduliku? Aku hanya menginginkan
tubuhnya. Besok aku akan pergi ke luar negeri.
Aku melepaskan ciumanku, dan kemudian
membuka T-Shirtnya. Seiring dengan itu, kedua
payudaranya yang kencang dan memenuhi BH
putihnya (bahkan sangat penuh!) berguncang.
Aku bertanya kepadanya sambil meremas
gumpalan daging miliknya yang kiri, yang masih
tertutup BH.
"Win, tetek lo gede banget! Lo pake ukuran
berapa sih?"
"Mhh.. gue... pake.. 34C, Zal.." jawabnya.
Selanjutnya aku membaringkannya dan
membuka celananya, dan dia memakai celana
dalam putih tipis! Dapat kulihat bayangan bulu
kemaluannya. Tidak lebat, memang. Aku sangat
penasaran, maka aku pun melepaskan celana
dalamnya. Winnie merapatkan kedua kakinya,
untuk menutupi lubang rahasianya. Semakin
penasaran akan keindahan tubuhnya, aku terakhir
kali membuka BH-nya. Kedua daging kembar
yang kenyal tersebut seperti melompat ketika BH-
nya benar-benar terlepas. Besar dan indah sekali.
Akan sangat nikmat bila tanganku meremas,
mencengkram dan menggenggam gumpalan
daging itu.
Sebelum aku beraksi lebih jauh, Winnie
memotong, "Lo juga buka dong, Zal! Masa gue
aja nih..."Aku turuti permintaannya. Dalam
sekejap aku pun bertelanjang bulat di
hadapannya. Batang penisku sudah menegang
keras sejak tadi. Ukuranku tidaklah panjang,
kurang lebih 15 cm. Tapi diameternya cukup
besar jika dibandingkan dengan milik teman-
temanku. Winnie menyeletuk, "Baru kali ini gue
liat punya cowok langsung lho, Zal".
Aku bertanya, "Lo belum penah main sama
orang?"
"Belum.. Gue biasanya onani aja kok"
Aku tak bertanya lebih lanjut. Langsung saja
kuraih Winnie dalam pelukanku, dan kuelus
sebelah payudaranya dengan tangan kananku.
Oh.. Nikmat sekali. Kenyal, padat dan aku bisa
merasakan dagingnya yang begitu empuk!
Sementara Winnie mengeluarkan suara desahan
pelan. Aku mengambil posisi duduk, sementara
kupangku Winnie berhadapan denganku. Tangan
kananku masih mengelus-elus sebelah
payudaranya, sementara mulutku meraih puting
yang menonjol dari payudara lainnya. Putingnya
berwarna merah, sedikit tua. Kusedot dengan
sangat kuat sehingga Winnie terpekik kecil.
"Uhhh... Zal, Lo nyusu ganas banget sihh.. Lo
sedot sampe semua isi tetek gue keluar juga,
nggak bakal ada air susunya..." komentar Winnie
sambil meringis. Di bawah, penisku bersentuhan
dengan bibir vaginanya. Hangat dan basah di
sana. Aku bisa merasakan pula bulu kemaluannya
pada penisku. Sedikit demi sedikit kugerakkan
tubuhku agar alat sanggama kami saling
bergesek. "Ah... enak sekali rasanya..."
Selang kemudian Winnie lepas kontrol, sehingga
dia berbisik di telingaku, "Uh.. Zal, jangan dielus
aja dong, remes tetek gue... gue nggak tahan kalo
cuma digituin doang!"
"Ah, Lo isep dulu kontol gue deh, Win. Mau kan?"
Winnie mengangguk dan kepalanya menunduk di
antara selangkanganku. Kemudian tak lama
kurasakan hangat, basah dan geli luar biasa pada
penisku. Winnie telah mengulum penisku.
Rasanya luar biasa. Aku hanya bisa memegang
rambutnya dan merasakan sejuta nikmat pada
penisku. Terkadang Winnie menjilat atau
menggigit dengan lembut batang penisku
sehingga tubuhku bergetar keenakan. Sementara
tangannya memijat halus kedua biji penisku. Tak
hanya itu, bahkan Winnie juga mengulum kedua
biji penisku itu. Dia menyedot dan memainkan
lidahnya, membuatku seperti terbang.
Akhirnya merasakan penisku berdenyut-denyut,
sehingga aku menghentikan Winnie dan
membaringkannya. Aku di atas dan dia di bawah.
Tanganku memegang tangannya. Kugesek-
gesekkan batang penisku dengan bibir vagina dan
klirotisnya sehingga Winnie mengerang
merasakan nikmat. Kedua payudaranya
berguncang-guncang pelan seirama dengan
gerakanku. Gerakanku semakin cepat, dan
kurasakan vagina Winnie sangat basah serta
mengeluarkan banyak cairan. Winnie bahkan
menjerit pelan.
"Win, gue masukin ya?"
Winnie diam saja. Diam artinya setuju kan? Maka
aku pun siap tancap, aku mengambil posisi
kesukaanku. Aku duduk di bawah sementara dia
kupangku, kubuka liang vaginanya dengan kedua
jariku, dan kududukkan dia di atasku. Perlahan
penisku masuk ke dalam vaginanya. Sebelum
selesai, kupaksa dia turun sehingga Winnie
mengerang. Penisku seluruhnya berada dalam
kehangatan genggaman vaginanya. Ohh.. enak
luar biasa di dalamnya. Panas, sempit, dan
berdenyut!
Winnie mulai bergerak naik turun di hadapanku.
Akh... penisku geli luar biasa. Winnie pun
merintih-rintih sambil bergerak. Kedua tangannya
bertopang pada bahuku, sementara kedua
payudaranya tepat berada di depan wajahku.
Bayangkan, kedua daging kenikmatan tersebut
melonjak-lonjak di hadapanku. Aku tidak dapat
menahan diri, kemudian tangan kananku meraup
miliknya yang kiri, kucubit dan kupuntir puting
susunya dengan telunjuk dan jempolku.
Sementara lidahku menjilati puting susu, areola
dan permukaan payudaranya yang lain. Cairan
dari vagina Winnie menimbulkan bunyi
berkecipak pada persenggamaan kami. Sekali lagi
aku mengulum puting susunya dan menyedot
sekuat yang kubisa. Kali ini membuat puting susu
Winnie tertarik kencang karena gerakan Winnie
yang naik turun sementara aku menarik puting
susunya.
Winnie mengaduh, "Aduuh... kalo gini
ca..caranya, ukh... isi tetek gue... ekh.. bisa
brojol.. ah... keluar... ekh... ah... nanti puting
gue.. ukh.. ah bisa putussh.."
Mendengar perkataan Winnie tersebut semakin
memompa nafsuku. Bahkan saat itu juga terlintas
di kepalaku untuk melakukan sesuatu yang luar
biasa. Aku tiba-tiba saja mengambil kendali
persenggamaan tersebut. Kugenggam, kuremas
dan kutarik kedua payudara Winnie ke arahku
sehingga posisiku terlentang dan Winnie
menindihku! Sekali lagi Winnie mengaduh-aduh
dengan kekasaranku tadi. Selanjutnya, dengan
masih menggunakan kedua payudaranya sebagai
peganganku, aku mendorong Winnie sehingga
dia terlentang dengan keras. Kali ini aku yang
menindihnya. Pinggangku kugerakkan naik turun
dengan kasar dan keras sehingga seakan-akan
penisku berusaha mendobrak jebol vaginanya.
Kali ini Winnie menjerit cukup keras! Tak sampai
disitu, kuraih tubuh Winnie dan kupeluk dengan
tangan kiriku. Tangan kananku menggenggam
dan memeras payudara kirinya dengan kuat,
seperti memeras santan. Aku bisa merasakan isi
dari payudaranya di genggamanku.
"Adduhh, Zal! Lo bisa hancurin tetek gue... aduh..
aduh... lepasin dong!"
Aku tidak mempedulikannya. Bahkan aku
menggigit bagian bawah payudaranya yang
sebelah lagi. Aku berusaha menggigit setiap inci
dari payudara tersebut. Tangan kananku pun
semakin buas. Bukan hanya memeras, tapi juga
menarik dan seakan berusaha mencabut daging
kenyal tersebut dari tubuh Winnie. Aku semakin
kasar sehingga Winnie menjerit-jerit, dan
akhirnya pingsan. Hanya beberapa saat setelah
Winnie pingsan, penisku berdenyut-denyut dan
memuntahkan cairan nikmat ke dalam rahim
Winnie. Aku terkulai lemas dan menindih tubuh
Winnie yang telah pingsan. Pinggangku terasa
amat pegal dan selangkanganku sedikit ngilu. Tapi
aku merasa puas karena tanganku terasa enak.
Tanganku telah beroperasi sebebasnya dan
sepuasnya pada payudara Winnie. Penisku masih
berada di dalam rahimnya, terasa panas.
Kemudian kucabut penisku dan aku memakai
bajuku. Kutinggalkan Winnie yang pingsan dalam
keadaan telanjang bulat. Sebelum pergi, aku
menyentil puting susunya. Besok pagi aku akan
berangkat ke Norwegia. Biar saja Winnie
menyesali apa yang terjadi. Toh, aku tidak peduli.
Hanya saja aku akan terus mengingat kenikmatan
yang kuperoleh saat itu.


Adult | GO HOME | Exit
1/958
U-ON

inc Powered by Xtgem.com